Skip to main content

Antara Burung, Cacing, dan Manusia

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing. "Loh... kenapa burung dan cacing....? kenapa juga kita harus mencontoh binatang....?" Hal itu pasti akan diucapkan setiap orang apabila ia tidak mengerti arti dari maksud ini. Berikut adalah alasan mengapa kita harus mencontoh kedua hewan tersebut...



Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari
makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari
makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang
dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi
kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus
“puasa”. Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat
keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus “berpuasa”. Meskipun
burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya
“kantor” yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot
manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang
berusaha untuk bunuh diri.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik
membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada
burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah
melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri
penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang
dijanjikan Allah.
Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan
merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup,
suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu
waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan
dan dilain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing.
Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive
atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau
bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia
adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia
mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita
lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan
frustasi untuk mencari rizki. Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang
membentur-benturkan kepalanya ke batu.
Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung
atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah
jauh lebih canggih.
Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing?
Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi?
Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa.
Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.

Popular posts from this blog

Buat cewek kamu salting agar dia suka sama kamu

Halo sobat idaman, hari ini saya akan menulis artikel yang membahas mengenai cara buat cewek salting yaitu yang biasa digunakan marionette atau penakluk wanita.Tentunya karena ini rahasia, sobat idaman tentunya sangat beruntung sekali telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, karena diluar sana masih banyak sekali orang-orang yang bertanya apa sih senjata rahasianyanya ? Salah satu dari senjata rahasia tersebut adalah MATA..

Cantik vs Manis

Aduhai Cantik dan Manis sekali wajahnya....! Cantik dan Manis....? sebenarnya cantik dan manis sama gak sih...? ya kalau berbeda, lantas perbedaan itu dimana sih...?

Kata Ilmuwan Tentang Kisah Musa Membelah Laut

Kisah Nabi Musa yang menyelamatkan Bani Israel dari kejaran Firaun merupakan bukti adanya keajaiban Tuhan. Namun menurut ilmuwan, dari sisi sains disebutkan, kisah pembelahan Laut Merah terjadi karena fenomena alam dan pengetahuan yang dimiliki Nabi Musa.