"Kenapa sih ada banyak pengemis....??"
Kata kata itulah yang selalu terbayang dalam pikiranku ketika melihat seorang tua yang kumal tengah meminta minta kepada pengendara sepeda motor di lampu merah. Entah karena desakan ekonomi atau karena profesi tapi yang jelas jangan sampai mengemis itu karena hobi. Seakan tak pernah surut, pengemis pasti selalu ada di setiap perempatan, pertigaan baik itu pagi, siang, sore ataupun malam hari selalu saja pandangan tak lepas dari pengemis. Yang paling tidak aku sukai adalah.... ketika seorang tua renta yang harusnya menikmati hari tuanya harus bergelut dengan kerasnya dunia ini yang memaksa mereka menjadi pengemis atau peminta minta, bahkan tak jarang pula anak anak kecil ikut andil dalam pekerjaan ini. Sungguh memprihatinkan memang sedangkan disisi lain para petinggi negara yang dipercaya untuk mewakili aspirasi masyarakat malak seenak enaknya mengeruk dan memperkaya diri sendiri sehingga tidak cuma merugikan negara namun juga menambah penderitaan rakyat. Fasilitas yang seharusnya masyarakat miskin terima dari negara habis dilahap si tikus sehingga untuk berobat gratis sangat mustahil mereka dapatkan, sekolah murah bahkan gratis yang dijanjikan tak bisa dinikmati anak anak mereka.
Pantas saja kalau di Indonesia banyak pengemis di setiap jalan jalan, kampung kampung, kawasan pertokoan, lingkungan kampus, tempat umum dan tempat tempat lain yang ramai manusia manusia yang lebih beruntung darinya. Disisi lain si tikus terus memperkaya diri dan si kaya yang bertambah kaya namun mengapa si miskin bertambah miskin dan semakin menjamur, Jelas ini sangat bertolak belakang. Andai saja kita semua mau sedikit berbagi kepada mereka pastilah derajat mereka akan sedikit terangkat dan populasi mereka semakin berkurang. Namun hal ini sangatlah langka dan susah ditemukan. Bagaimana bisa terjadi kalau jeritan hati mereka tak didengar, jerih payah mereka tak dilihat, dan keprihatinan mereka yang tak dirasakan oleh si kaya.
Untuk itu Ayo lah...! Mari lah...! Buka hati kita, lihat sekitar kita, dan rasakanlah apa yang ada disekitar kita. Janganlah kita menunggu orang lain lebih dulu melakukannya. Bantuan kita sangatlah besar artinya bagi mereka. Marilah kita sisihkan sedikit saja rejeki kita untuk membantu mereka, walaupun cuma sekeping itu adalah harapan mereka untuk hidup lebih layak. Lihatlah senyum tulus mereka, rasakanlah kebahagiaan mereka, nikmatilah canda riang mereka disaat kita membantu mereka, meringankan mereka, menolong mereka dari belenggu kemiskinan dan keterbatasan yang teramat sangat. Berikanlah harapan kepada mereka dan bukakanlah gerbang harapan bagi mereka demi meraih keinginan harapan dan cita cita mereka untuk hidup layak seperti manusia manusia beruntung lainnya.
Sesungguhnya mengemis, meminta minta dan kemiskinan bukanlah tujuan dari hidup mereka namun takdirlah yang telah menentukan. Disinilah peran kita sebenarnya dibutuhkan untuk menolong mereka untuk lepas dari itu semua karena sebenarnya kita semua adalah sama. Sama sama makhluk Tuhan yang dilahirkan tanpa harta benda dan kemewahan yang telah kita rasakan selama ini. Bersedekahlah.... selagi kita bisa bersedekahlah kita selagi masih ada yang membutuhkan sedekah karena akan tiba jaman keemasan atau jaman gold age, jaman dimana semua orang sudah tidak tahu lagi akan kemana mereka bersedekah, akan kemana lagi mereka membagi rejekinya karena saat itu sudah tak ada lagi perbedaan antara si kaya dan si miskin.
Maka dari itulah selagi kita masih bisa saling memberi dan saling berbagi berbagilah dengan mereka.
Kata kata itulah yang selalu terbayang dalam pikiranku ketika melihat seorang tua yang kumal tengah meminta minta kepada pengendara sepeda motor di lampu merah. Entah karena desakan ekonomi atau karena profesi tapi yang jelas jangan sampai mengemis itu karena hobi. Seakan tak pernah surut, pengemis pasti selalu ada di setiap perempatan, pertigaan baik itu pagi, siang, sore ataupun malam hari selalu saja pandangan tak lepas dari pengemis. Yang paling tidak aku sukai adalah.... ketika seorang tua renta yang harusnya menikmati hari tuanya harus bergelut dengan kerasnya dunia ini yang memaksa mereka menjadi pengemis atau peminta minta, bahkan tak jarang pula anak anak kecil ikut andil dalam pekerjaan ini. Sungguh memprihatinkan memang sedangkan disisi lain para petinggi negara yang dipercaya untuk mewakili aspirasi masyarakat malak seenak enaknya mengeruk dan memperkaya diri sendiri sehingga tidak cuma merugikan negara namun juga menambah penderitaan rakyat. Fasilitas yang seharusnya masyarakat miskin terima dari negara habis dilahap si tikus sehingga untuk berobat gratis sangat mustahil mereka dapatkan, sekolah murah bahkan gratis yang dijanjikan tak bisa dinikmati anak anak mereka.
Pantas saja kalau di Indonesia banyak pengemis di setiap jalan jalan, kampung kampung, kawasan pertokoan, lingkungan kampus, tempat umum dan tempat tempat lain yang ramai manusia manusia yang lebih beruntung darinya. Disisi lain si tikus terus memperkaya diri dan si kaya yang bertambah kaya namun mengapa si miskin bertambah miskin dan semakin menjamur, Jelas ini sangat bertolak belakang. Andai saja kita semua mau sedikit berbagi kepada mereka pastilah derajat mereka akan sedikit terangkat dan populasi mereka semakin berkurang. Namun hal ini sangatlah langka dan susah ditemukan. Bagaimana bisa terjadi kalau jeritan hati mereka tak didengar, jerih payah mereka tak dilihat, dan keprihatinan mereka yang tak dirasakan oleh si kaya.
Untuk itu Ayo lah...! Mari lah...! Buka hati kita, lihat sekitar kita, dan rasakanlah apa yang ada disekitar kita. Janganlah kita menunggu orang lain lebih dulu melakukannya. Bantuan kita sangatlah besar artinya bagi mereka. Marilah kita sisihkan sedikit saja rejeki kita untuk membantu mereka, walaupun cuma sekeping itu adalah harapan mereka untuk hidup lebih layak. Lihatlah senyum tulus mereka, rasakanlah kebahagiaan mereka, nikmatilah canda riang mereka disaat kita membantu mereka, meringankan mereka, menolong mereka dari belenggu kemiskinan dan keterbatasan yang teramat sangat. Berikanlah harapan kepada mereka dan bukakanlah gerbang harapan bagi mereka demi meraih keinginan harapan dan cita cita mereka untuk hidup layak seperti manusia manusia beruntung lainnya.
Sesungguhnya mengemis, meminta minta dan kemiskinan bukanlah tujuan dari hidup mereka namun takdirlah yang telah menentukan. Disinilah peran kita sebenarnya dibutuhkan untuk menolong mereka untuk lepas dari itu semua karena sebenarnya kita semua adalah sama. Sama sama makhluk Tuhan yang dilahirkan tanpa harta benda dan kemewahan yang telah kita rasakan selama ini. Bersedekahlah.... selagi kita bisa bersedekahlah kita selagi masih ada yang membutuhkan sedekah karena akan tiba jaman keemasan atau jaman gold age, jaman dimana semua orang sudah tidak tahu lagi akan kemana mereka bersedekah, akan kemana lagi mereka membagi rejekinya karena saat itu sudah tak ada lagi perbedaan antara si kaya dan si miskin.
Maka dari itulah selagi kita masih bisa saling memberi dan saling berbagi berbagilah dengan mereka.